AKIBAT YANG DITIMBULKAN
SAMPAH PLASTIK
DAN
SOLUSI MENGATASI SAMPAH PLASTIK
Kehadiran
plastik sejak awal diciptakan telah mampu menggeser pola kegiatan manusia
sehari-hari. Hampir bisa dipastikan manusia selalu berhubungan dengan plastik
mulai dari produk yang digunakan, kemasan produk, hingga kantong untuk membawa
produk atau barang tertentu.
Berbagai
alasan dikemukakan terkait penggunaan plastik selain ringan dan lebih praktis
tanpa menyadari bahwa penggunaan berbagai produk dan kemasan berbahan plastik
yang dibuang menjadi sampah menimbulkan dampak lingkungan yang sangat penting.
Keberadaan
sampah plastik menjadi permasalahan tersendiri saat ini dan makin
memprihatinkan. Walaupun beberapa negara maju sudah memperkenalkan
penggunaan bahan sintetik yang dibuat lebih bersifat dapat didaur ulang (recycable),
namun belum semua wilayah negara memiliki alat pendaur ulang untuk semua tipe
sampah plastik. Sehingga masyarakat harus disadarkan bahwa plastik
merupakan material yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme (non
bio-degradable) dan bersifat tahan lama (persistent).
Saat ini 500
juta hingga 1 milyar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya, dengan
perkiraan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahun dan lebih
dari 17 miliar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di
seluruh dunia setiap tahunnya. Jika dibentangkan, sampah-sampah dapat
membungkus permukaan bumi hingga 10 lapis. (www.gogreenindonesia.blogspot.com)
Menurut
literatur, materi plastik baru akan terurai oleh tanah dalam waktu 200-400
tahun, dan akan terurai secara sempurna dalam waktu 1000 tahun. Inilah pangkal
bencana sesungguhnya yang diakibatkan karkateristik fisik dan kimia sampah
plastik yang dibuang secara terbuka ke lingkungan hidup (kapanlagi.com).
Akibat yang ditimbulkan sampah plastik antara lain:
1 . Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
2 . Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah
akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
3 . PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman
akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
4 . Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
5 . Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi
sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu
menyuburkan tanah.
6 . Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan
mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
7 . Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
8 . Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba,penyu laut dan anjing
laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena
tidak dapat mencernanya.
9 . Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya
tetapi tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
10 . Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai
akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai
yang menyebabkan banjir.
11. Sampah
yang tertimbun tanah mengganggu porositas dan jalur air yang masuk ke dalam
tanah sehingga mengancam krisis air bersih dan terjadinya run off (aliran
permukaan) penyebab banjir.
12. Sampah
yang tertimbun dalam tanah dapat menurunkan kesuburan tanah dan menghalangi
sirkulasi udara dalam tanah dan ruang gerak mahluk bawah tanah yang mampu
menyuburkan tanah.
13. Sampah
plastik yang terbakar menyebabkan pencemaran udara. Gas-gas beracun dari sampah
plastik yang terbakar seperti dioxin akan lepas ke udara dan akan terhirup oleh
manusia. Hal ini dapat menurunkan kekebalan tubuh dan memicu kanker.
14. Plastik
dapat mengontaminasi makanan karena plastik tersusun dari polimer. Dalam proses
pembuatannya supaya lentur, licin dan gampang ditekuk, plastik
menggunakan bahan pelembut (plastikizers), bahan ini akan mengontaminasi
makanan dengan cepat bila makanan yang dibungkus masih panas. Bahkan bila
plastik yang dipakai membungkuspun berasal dari bahan daur ulang, karena bahan
platik daur ulang mengandung karsinogen berbahaya yang berasal dari proses
pendaur ulangan yang diragukan kebersihannya.
Apa solusinya mengatasi sampah kantong plastik?
Berbagai upaya menekan penggunaan kantong
plastik pun dilakukan oleh beberapa Negara. Salah satunya dengan melakukan
upaya kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global. Sampah kantong plastik
telah menjadi musuh serius bagi kelestarian lingkungan hidup. Jika sampah bekas
kantong plastik itu dibiarkan di tanah, dia akan menjadi polutan yang
signifikan. Kalau dibakar, sampah-sampah itu pun akan secara signifikan
menambah kadar gas rumah kaca di atmosfer.
Apa yang harus kita lakukan?
Kurangi penggunaan kantong plastik sekarang
juga dan gunakan tas kain setiap kali berbelanja. Jika hanya membeli sedikit,
masukan barang belanjaan ke dalam tas. Ingatkan orang rumah atau teman kamu
untuk selalu membawa tas kain saat belanja. Hubungi supermarket, mall dan toko
buku langganan kamu untuk berhenti memberikan kantong plastik.
Namun seperti diungkapkan anggota Dewan Pakar
Dewan Pemerhati Kehutanan dan lingkungan Tatar Sunda (DPLKTS) Sobirin,
pengolahan sampah menjadi solusi terbaik. Jika rumah tangga atau komunitas
terkecil di lingkungan belum bisa mengolahnya, di daur ulang, maka pemilahan
menjadi langkah kecil terbaik.
Terlepas dari usaha dan upaya tersebut,
menurut pendapat saya pribadi semuanya akan berpulang kembali kepada
individu-individu masing-masing. Dan kesadaran dirilah yang menentukan berjalan
atau tidaknya langkah-langkah yang telah di anjurkan.
Saat berbagai Negara mulai melarang dan
merespon terhadap bahaya penggunaan kantong plastik, seperti di Kenya dan
Uganda malah sudah secara resmi melarang penggunaan kantong plastik. Sejumlah
Negara mulai mengurangi penggunaan kantong plastik diantaranya Filipina,
Australia, Hongkong, Taiwan, Irlandia, Skotlandia, Prancis, Swedia, Finlandia,
Denmark, Jerman, Swiss, Tanzania, Bangladesh, dan Afrika Selatan. Singapura,
sejak April 2007 berlangsung kampanye ‘Bring Your Own Bag’ (bawa langsung
kantong anda sendiri), digelar oleh The National Environment Agency (NEA). Dan
Pemerintahan China juga telah mengeluarkan rancangan undang-undang (RUU)
mengatasi kantong plastik. Dan reaksi yang telah disiapkan antara lain
pelarangan penggunaan tas plastik di Departement Store.Para pembeli akan
dikenakan bayaran untuk kantong plastik dan akan diberlakukan standardisasi
produksi tas plastik.
Sedangkan bagaimana dengan Indonesia sendiri?
Pemerintah belum secara nyata membuat kebijakan tersebut. Menyadari dengan
kondisi Indonesia yang sekarang ini maka terinspirasilah dari berbagai
informasi tentang pelarangan penggunaan kantong plastic dari berbagai Negara.
Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB sejak sebulan terakhir mulai menjalankan
kampanye untuk ‘memusuhi’ kantong plastik, seperti yang dilakukan oleh Negara
Singapura.
HMTL berupaya membangun komunitas yang
benar-benar sadar akan bahaya penggunaan plastik secara berlebihan. Acara
“Plastic Phobia” yang merupakan rangkaian akhir dari “Anti Plastic Campaign
Bag” atau Kampanye Anti Kantong Plastik itu diwarnai oleh “happening art” dan
aksi seni instalasi dari mahasiswa Design Grafis ITB.
“Semangat merubah budaya penggunaan kantong
plastik perlu dilakukan dari individu masing-masing. Upaya ini sangat positif
untuk menghentikan bencana lingkungan akibat kantong plastik di masa depan”
kata Rektor ITB Prof. Dr. Joko Santoso di sela-sela acara kampanye itu. Menurut
Joko, sudah selayaknya kawula muda lebih peduli dan ramah kepada lingkungan,
karena generasi muda akan menentukan penyelamatan lingkungan di masa mendatang.
Jadi ingat,
Jangan membakar sampah plastik karena jika sampah itu di bakar racun yang ada dalam sampah tersebut akan membuat polusi di udara termasuk pada udara yang kita hirup yang dapat membuat kita sakit.
Jangan mengubur sampah plastik karena racun yang ada di dalam sampah akan meresap atau merembes kedalam tanah dan membuat air yang ada dalam tanah akan tercemar begitu juga lingkungan di sekitarnya.
Jangan membuang sampah plastik, karena racun yang ada dalam sampah dapat mencemari lingkungan di sekitar kita, makhluk hidup dan lingkungan kita akan mengalami kerusakan dan racun akan terus bertambah dimana-mana.
Sumber :
Oleh : NAYAMAURA NUANSA PUTRI / XI IPS 2 (20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar